Pesan ini ku tulis dan kutujukan untuk hatimu, aku hanya ingin menyampaikan apa yang aku ketahui tentang apa yang hatiku rasakan terhadap hatimu… maka itu untuk sejenak, dengarlah hatiku bicara..
Hatiku mengatakan padaku tadi malam tentang kegundahan hatinya, tentang kegalauan batinnya, tentang si pembuat rumit alur detak jantungnya.. tentang kamu.. siapa lagi?.. ini tentang hatimu…
“terkadang aku letih menunggumu…
tapi entah mengapa selalu saja ada yang menguatkan aku untuk bertahan untuk tetap dalam penantian..
tapi itu tidak lama, hanya sebentar..
nah.. kini, jika aku diberi kesempatan untuk bertanya padamu,
bisakah kamu menjawab ?
berapa lama aku harus menunggumu ?”
Asal hatimu tau, hatiku cukup sadar diri untuk tidak show off di depan hatimu, untuk tidak terlalu memperlihatkan perhatiannya terhadap (hati) mu.. dia takut, rasa yang terlalu mencolok diperlihatkan padamu justru akan menjauhkan kamu darinya, tidak malah membuat kamu mendekat padanya.. itu yang dirisaukan oleh hatiku..
Tapi mengapa selama ini seolah hatimu bersikap “menguji” hatiku ???
“kadang aku tak mengerti jalan pikiranmu…
semula kau mendekat, dekat, sedekat urat nadiku..
tapi kau pun secepat itu lenyap.. menghilang.. tak berbekas..
bahkan kau tak meninggalkan secuil jejak sedikitpun untukku…
kita bukan sedang bermain petak umpet bukan?..
jadi ku mohon jangan bersikap demikian…”
Akhir-akhir ini aku tak mengerti.. ada yang berubah dengan hatiku, dia lebih tenang, tak lagi memaksa mataku untuk memproduksi airmata lebih banyak dari biasanya, ada apa gerangan sebenarnya ? apa hatimu tau mengapa ? terakhir dia hanya berkata demikian, tapi aku tak mengerti jadi ku pikir bila ku sampaikan padamu, kamu lebih bisa mengartikannya daripada aku, untuk itu, sejenak.. dengarlah hatiku bicara..
“aku tak yakin aku berada pada batas kesabaranku..
tapi aku ragu apa kini aku berada pada batas kemampuanku?
Jika bertanya tentang kemauanku menunggu (hati)mu.. aku mau..
tapi aku tak yakin mampu…
entah bagaimana nanti, akankah kita bertemu.. aku tak tau..
tapi tetap boleh kan jika aku mengharapkan pertemuan itu?
Kalaupun kenyataannya kita tak pernah dipertemukan..
Tolong sejenak, dengarkan aku bicara padamu…”
"Aku menyukaimu.. dan Aku menyayangimu.."
Hatiku mengatakan padaku tadi malam tentang kegundahan hatinya, tentang kegalauan batinnya, tentang si pembuat rumit alur detak jantungnya.. tentang kamu.. siapa lagi?.. ini tentang hatimu…
“terkadang aku letih menunggumu…
tapi entah mengapa selalu saja ada yang menguatkan aku untuk bertahan untuk tetap dalam penantian..
tapi itu tidak lama, hanya sebentar..
nah.. kini, jika aku diberi kesempatan untuk bertanya padamu,
bisakah kamu menjawab ?
berapa lama aku harus menunggumu ?”
Asal hatimu tau, hatiku cukup sadar diri untuk tidak show off di depan hatimu, untuk tidak terlalu memperlihatkan perhatiannya terhadap (hati) mu.. dia takut, rasa yang terlalu mencolok diperlihatkan padamu justru akan menjauhkan kamu darinya, tidak malah membuat kamu mendekat padanya.. itu yang dirisaukan oleh hatiku..
Tapi mengapa selama ini seolah hatimu bersikap “menguji” hatiku ???
“kadang aku tak mengerti jalan pikiranmu…
semula kau mendekat, dekat, sedekat urat nadiku..
tapi kau pun secepat itu lenyap.. menghilang.. tak berbekas..
bahkan kau tak meninggalkan secuil jejak sedikitpun untukku…
kita bukan sedang bermain petak umpet bukan?..
jadi ku mohon jangan bersikap demikian…”
Akhir-akhir ini aku tak mengerti.. ada yang berubah dengan hatiku, dia lebih tenang, tak lagi memaksa mataku untuk memproduksi airmata lebih banyak dari biasanya, ada apa gerangan sebenarnya ? apa hatimu tau mengapa ? terakhir dia hanya berkata demikian, tapi aku tak mengerti jadi ku pikir bila ku sampaikan padamu, kamu lebih bisa mengartikannya daripada aku, untuk itu, sejenak.. dengarlah hatiku bicara..
“aku tak yakin aku berada pada batas kesabaranku..
tapi aku ragu apa kini aku berada pada batas kemampuanku?
Jika bertanya tentang kemauanku menunggu (hati)mu.. aku mau..
tapi aku tak yakin mampu…
entah bagaimana nanti, akankah kita bertemu.. aku tak tau..
tapi tetap boleh kan jika aku mengharapkan pertemuan itu?
Kalaupun kenyataannya kita tak pernah dipertemukan..
Tolong sejenak, dengarkan aku bicara padamu…”
"Aku menyukaimu.. dan Aku menyayangimu.."
0 komentar:
Posting Komentar